tulisan berjalan

Minggu, 15 September 2013

FENOMENA TAWURAN PELAJAR








TAWURAN,


Dizaman saat ini tawuran seakan menjadi tran pada masa kini, hironisnya tawuran seakan – akan telah mensugesti bangsa ini, bahkan pelaku tawuran sendiri tidak hanya di perankan oleh orang dewasa.
Tawuran telah dikenal oleh orang dewasa hingga generasi muda, dari orang dewasa sampai pelajar pun seakan – akan menganggap tawuran adalah tradisi bangsa ini.
Sangat memprihatinkan bukan???


Coba bayangkan saja bagaimana kelanjutan nasip Bangsa ini jika generasi mudanya telah salah dalam norma – norma yang telah dibangun oleh bangsa ini.
Sang generasi muda yang sejatinya adalah penerus bangsa ini agar menjadikan Negara Indonesia ini Negara berkembang menjadi Negara maju dan bisa di akui oleh seluruh dunia kalau Negara tercinta ini patut untuk diperhitungkan soal norma – norma, moral dan akhlaknya, itulah tujuan dibangunnya karakter Sang generasi muda bangsa untuk mewujudkan cita – cita bangsa ini. Tetapi apa yang terjadi dan yang telah dilakukan oleh Sang generasi muda bangsa???
Merusak norma – norma bangsanya sendiri, tidakkah ini sangat amat menyedihkan wahai penerus bangsa…….
Apa sebenarnya yang terjadi di antara kalian, sehingga diantara kalian seakan-akan tak bisa dipersatukan satu sama lain?.


Apakah tawuran yang sudah membuming antar pelajar itu adalah satu-satunya jalan untuk menyelesaikan masalah (problem solving)?, atau malah sebaliknya menciptakan masalah baru di antara kalian semua. Bukankah di sekolah para guru sering mengajarkan dan mengarahkan murid-muridnya, agar selalu melakukan musyawarah, jika ada masalah dan komplik di antara kalian. Karena musyawarah adalah langkah yang paling tepat untuk menyelesaikan komplik, menciptakan kerukunan dan mencari solusi permasalahan.


Dewasa ini, kenakalan remaja tidak hanya berhenti dengan budaya tawuran dan hura-huranya. Akan tetapi yang lebih ironis, budaya barat (westernisasi) semakin menjamur di tengah-tengah lingkungan dan generasi bangsa Indonesia. Diantaranya budaya pergaulan bebas yang mengarah pada seks bebas, narkoba dan lain-lain. Apa yang terjadi, sehingga generasi bangsa ini tidak mampu memfilter budaya barat, yang terkenal dengan kebebasan-kebebasannya yang menghancurkan dan mematikan itu.
Generasi bangsa ini harus selalu diberikan pencerahan oleh para pendidik, agar tidak silau dengan arus globalisasi tanpa kenal norma, nilai, budaya dan jati diri  bangsa.


Secara lansung atau tidak langsung ternyata Krisis moralitas bangsa ini, tidak terlepas dari terpuruknya moral generasinya. Pendidikan kita tidak akan mampu mencapai misi mulianya yakni, menjadikan generasi yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tanpa menciptakan budaya agamis. Hal itu akan berhasil, jika para pendidik bangsa ini mampu membentuk watak atau karakter anak-anak didiknya menjadi manusia yang beriman sempurna, berilmu dan berwawasan luas serta beramal sejati. Karena mendidik sejatinya, bukan hanya mentransmisi ilmu pengetahuan di tataran teori saja, namun lebih dari itu guru harus mentranformasikan nilai-nilai luhur dan mengajak untuk membudayakannya dalam kehidupan sehari-hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar