TAWURAN,
Dizaman saat ini tawuran seakan
menjadi tran pada masa kini, hironisnya tawuran seakan – akan telah mensugesti
bangsa ini, bahkan pelaku tawuran sendiri tidak hanya di perankan oleh orang dewasa.
Tawuran telah dikenal oleh orang
dewasa hingga generasi muda, dari orang dewasa sampai pelajar pun seakan – akan
menganggap tawuran adalah tradisi bangsa ini.
Sangat memprihatinkan bukan???
Coba bayangkan saja bagaimana
kelanjutan nasip Bangsa ini jika generasi mudanya telah salah dalam norma –
norma yang telah dibangun oleh bangsa ini.
Sang generasi muda yang sejatinya
adalah penerus bangsa ini agar menjadikan Negara Indonesia ini Negara berkembang
menjadi Negara maju dan bisa di akui oleh seluruh dunia kalau Negara tercinta
ini patut untuk diperhitungkan soal norma – norma, moral dan akhlaknya, itulah
tujuan dibangunnya karakter Sang generasi muda bangsa untuk mewujudkan cita –
cita bangsa ini. Tetapi apa yang terjadi dan yang telah dilakukan oleh Sang
generasi muda bangsa???
Merusak norma – norma bangsanya
sendiri, tidakkah ini sangat amat menyedihkan wahai penerus bangsa…….
Apa sebenarnya yang terjadi di
antara kalian, sehingga diantara kalian seakan-akan tak bisa dipersatukan satu
sama lain?.
Apakah tawuran yang sudah membuming
antar pelajar itu adalah satu-satunya jalan untuk menyelesaikan masalah
(problem solving)?, atau malah sebaliknya menciptakan masalah baru di antara
kalian semua. Bukankah di sekolah para guru sering mengajarkan dan mengarahkan
murid-muridnya, agar selalu melakukan musyawarah, jika ada masalah dan komplik
di antara kalian. Karena musyawarah adalah langkah yang paling tepat untuk
menyelesaikan komplik, menciptakan kerukunan dan mencari solusi permasalahan.
Dewasa ini, kenakalan remaja tidak
hanya berhenti dengan budaya tawuran dan hura-huranya. Akan tetapi yang lebih
ironis, budaya barat (westernisasi) semakin menjamur di tengah-tengah
lingkungan dan generasi bangsa Indonesia. Diantaranya budaya pergaulan bebas
yang mengarah pada seks bebas, narkoba dan lain-lain. Apa yang terjadi,
sehingga generasi bangsa ini tidak mampu memfilter budaya barat, yang terkenal
dengan kebebasan-kebebasannya yang menghancurkan dan mematikan itu.
Generasi bangsa ini harus selalu diberikan pencerahan oleh
para pendidik, agar tidak silau dengan arus globalisasi tanpa kenal norma,
nilai, budaya dan jati diri bangsa.
Secara lansung atau tidak langsung ternyata Krisis moralitas
bangsa ini, tidak terlepas dari terpuruknya moral generasinya. Pendidikan kita
tidak akan mampu mencapai misi mulianya yakni, menjadikan generasi yang
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tanpa menciptakan budaya agamis. Hal itu
akan berhasil, jika para pendidik bangsa ini mampu membentuk watak atau
karakter anak-anak didiknya menjadi manusia yang beriman sempurna, berilmu dan
berwawasan luas serta beramal sejati. Karena mendidik sejatinya, bukan hanya
mentransmisi ilmu pengetahuan di tataran teori saja, namun lebih dari itu guru
harus mentranformasikan nilai-nilai luhur dan mengajak untuk membudayakannya
dalam kehidupan sehari-hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar